Thursday, June 7, 2012

ACCOMODATION IN MY PLACE

Tentang akomodasi sebenarnya di wilayah Jawa Barat seperti Cikarang dan sekitarnya sudah sangat banyak dan mudah dicapai.

 
Akomodasi yang bisa di dapat yaitu hotel dan fasilitas kendaraan umum untuk menuju daerah tujuan wisata. Hotel sendiri, yang terdapat dekat DTW, Waterboom, adalah Hotel Sahid Jaya, hotel ini berbintang 5 namun dengan tarif cukup murah yaitu sekitar 300 ribu per malam, dilengkapi fasilitas yang sangat baik seperti restaurant, bar, swimming pool, fitness center, ballroom, dan apartement.

 

Untuk menuju Lippo cikarang, dapat menggunakan angkutan umum dengan nomer 17 dan 33. serta Bis Lippo Cikarang yang memiliki rute menuju Jakarta - Lippo Cikarang. Tak jauh dari Hotel ini pun terdapat Golf Court dan juga Mall, untuk menikmati fasilitas yang Lippo Cikarang sediakan.
Secara garis besar, semua yang Lippo Cikarang sediakan sudah ada dan menjadi kelengkapan pelayanan yang memudahkan konsumen yang berkunjung ketempat ini.


WATERBOOM - LIPPO CIKARANG

WATERBOOM, adalah taman rekreasi air yang memiliki kualitas dunia dengan nuansa alam, khususnya lebih mengikuti nuansa bali. Tempat ini terletak di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, tepatnya di Lippo Cikarang - Residence.
Tempat ini menjadi salah satu taman air yang memiliki nuansa alam pertama di Indonesia. Waterboom pada dasarnya adalah kolam renang yang di khususkan untuk berekreasi, menghilangkan stress dan penat dari padatnya aktifitas sehari-hari. Disini terdapat beberapa wahana seperti kolam arus, Slide dengan ketinggian kurang lebih 25 meter, dengan dua jalur. 1 menggunakan Ban seluncur (single and double) dan juga tanpa Ban, ada juga wahana yang di khususkan untuk anak-anak, seperti pirates ship, yaitu kapal bajak laut dimana terdapat Slide di dalamnya, ada juga seluncur ikan paus, dan lain-lain.

 

Tempat ini sangat cocok dikunjungi bersama keluarga besar dan teman-teman.
Disini juga terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup menarik yaitu, outbond for kids, spa reflexology, fish therapy, and food court and resto.

 

Semuanya ini dapat anda gapai dengan mudah juga, karena akses menuju tempat ini tidak terlalu sulit dan jauh.
jaraknya sekitar 5km dari pintu tol cikarang barat dan 0.5 km dari pintu masuk Lippo Cikarang.

BLOG as a LOGS

Hi Bloggers, How are you guys ? I hope all of you fine and in extraordinary condition. Well if not, just keep your faith to face your problem.
Hahahaha, sorry kalo saya terlalu banyak berbicara menggunakan Bahasa Inggris, maklumlah terbiasa seperti itu sejak saya smp.
Sebelumnya perkenalan. Nama saya Errens Stefanus Dametua Sitorus, sesuai dengan namanya, jelas saya orang batak, namun saya besar di Jakarta.
Well guys enough for the chit chat, i just want to describe about my blog here.

Namanya The Strauskys. Apa itu ? itu nama marga saya dalam bahasa russia kalau tidak salah haha, but who cares.
Blog ini, pada dasarnya saya buat sebagai sarana berbagi ilmu, dan karya-karya setiap anak. namun fokus saya membuat blog ini adalah terhadap bidang ART, Toursim Destination, and Philosophy.

Kenapa ART ? karena pada dasarnya seluruh aspek dan perilaku saya, saya tuangkan dalam seni, bisa dalam bentuk lukisan, bisa juga dalam musik, dan kadang dalam bentuk akting (walau hanya pribadi saja).
Intinya saya ingin membiasakan khususnya para pembaca blog saya untuk mengerti seni yang berkualitas yang tidak hanya asal buat demi financial atau gengsi belaka, namun sadar bahwa talenta yang diberikan harus diasah dengan optimal, dan menghasilkan karya yang berharga dan berkualitas.

Kedua, about TOURISM DESTINATION. why about this ? karena jelas ini adalah bidang yang sedang saya tekuni di jejang perkuliahan. Dan juga melihat potensi yang ada di Indonesia, membuat saya tertarik untuk mempelajari bidang ini. Tak salah juga bidang ini menjadi sarana dan mediator untuk memperluas komunikasi kita dengan dunia luar, menambah waawasan dan menjalin kerja sama dengan orang asing.

Terakhir tentang PHILOSOPHY. Topik ini menjadi suatu hal yang cukup jarang diminati saat ini oleh berbagai kalangan, dikarenakan hanya sebatas ide belaka, tanpa penerpan atau aplikasi dalam dunia realitas. THAT'S WHAT WORLD SEES RIGHT NOW !! Faktanya salah. dengan belajar filsafat, kita dapat mengetahui banyak hal, dapat melihat perkembangan jaman, bahkan kekacauan dunia diakibatkan oleh hal apa dapat kita baca dan kita selidiki melalui filsafat, mungkin sebagian akan bertanya, HOW IT CAN BE ? PHILOSOPHY SOLVING ECONOMIC OR SOCIAL PROBLEM?? mereka belum mengerti filosofi itu sendiri, makanya mereka dan anda mungkin akan berkata seperti itu.
Filosofi berasal dari kata Philo dan Sophia yang berarti Cinta Kebijaksanaan. Yang secara jelas kita tahu, bahwa ini adalah ilmu yang mencari kebenaran dari segala ilmu yang ada didunia ini.
Mungkin sebagian kita tidak mengetahui bahwa dunia kita saat ini di pengaruhi oleh berbagai filsafat dari filsuf besar, seperti PLATO dan ARISTOTELES? konsep dualisme dan empirisme? sadar atau tidak itu terjadi pada diri saya, anda dan kita semua, dan terus mengontrol jalannya kehidupan dunia saat ini dibawah kesadaran kita.

Hal-hal yang menarik bukan ? yang dapat kita bicarakan pada blog ini ? well keep in touch with this blog, cause i will share to you a lot of Big Stuff to you.
Keep the faith, Dream your dream, and make your dream come true.
Have a nice day guys. God Bless You all.


Wednesday, March 7, 2012

The Chosen Boy - Part I chapter 1, By; Luke Sitorus

 ~ PART I ~

Chapter 1

Semuanya terjadi dengan cepat dan akhirnya mereka jatuh di suatu padang yang hijau dan luas, terdapat banyak hewan aneh yang sedang menikmati rerumputan yang hijau. “Ya.. Inilah dia Zean, kampung halamanmu yang sesungguhnya. Akhirnya kau pulang, selamat datang di kota Emery.” Ucap Veour dengan senang. “Wow.. Aku belum pernah melihat tempat seperti ini, apa aku benar-benar dilahirkan disini?” Tanya Zean. “hoho… Sebelum kau bertanya semua yang ada di otakmu.. Mari kita pergi ke rumahmu.” Setelah itu Veour memanggil hewan binatang peliharaannya yang bernama Big Horn, sebab hewan itu berbentuk seperti banteng, tapi memiliki 3 ekor dan pada kepalanya terdapat 3 tanduk besar. “Whoooaaa… Monster apa ini !!!???” Teriak Zean dengan sangat takut dan kaget. “Tenanglah Zean, ini adalah hewan punya Veour. Aku dan dia telah merawatnya sejak aku masih bocah sepertimu.” Ucap Dock sambil mengeluas Big Horn. “Ayo semuanya naik, kita akan sampai di desa Elideria. Itu adalah desa tempat ibumu tinggal Zean, bukankah itu sangat menegangkan?” ucap Veour yang sedikit membuat Zean menjadi antusias. “Apa? Aku akan bertemu dengan ibuku? Bukankah aku ini anak yatim piatu paman?” tanya Zean. “Sudahlah, naik saja dahulu. Nanti pertanyaanmu itu akan terjawab dengan sendirinya.” Ucap Dock yang menyuruh Zean untuk menahan seluruh pertanyaannya. “Baiklah Zean, pegangan yang kuat ya.” Setelah mereka naik dan berpegangan dengan sangat kuat, dalam hitungan tiga Big Horn lari dengan sangat cepat. Bahkan tanah pun ikut bergetar dengan kencang, dan tidak sampai 10 menit mereka sampai di desa Elideria. Kecepatan lari BigHorn pun mencapai 85 km per jam, Big Horn merupakan salah satu hewan darat yang tercepat. Kemudian setelah mereka sampai di desar Elideria “Baiklah, bagaimana dengan pengalaman pertama naik Big Horn?’” Zean pun menjawab “AAhhh… Benar-benar dunia aneh, kecepatannya sangat melibihi kecepatan mobil.” “hoho… jangan terpesona dulu sebab Big Horn bukanlah yang tercepat. Masih banyak hewan yang dapat jauh melibihi kecepatan Big Horn, bahkan termasuk manusia itu sendiri.” “Baiklah Zean, sekarang desa yang ada di depanmu ini adalah desa Elideria. Ini adalah desa kelahiranmu, desa yang harusnya menjadi rumahmu yang sesungguhnya.” Ucap paman Dock. “Benarkah? Ja..jadi inikah tempat diriku berasal?” ucap Zean yang terpesona melihat suasana desa yang sangat unik dan tak terkatakan betapa gembiranya ia dapat pulang. Zean pun masuk ke desa tersebut bersama Dock dan Veour, kemudian Zean melihat begitu banyak hal-hal yang membuat dirinya tak bisa berkata-kata, hanya mampu terpesona saja. Namun di tengah-tengah perjalanan mereka tiba-tiba seorang perempuan yang terlihat anggun berjalan mendekati mereka tetapi tidak terlalu dekat, jarak antara mereka dengan wanita itu sekitar 4 meter.

Pada saat itu Zean tidak terlalu memperhatikan wanita itu, namun Dock dan Veour sudah menyadari kehadiran wanita tersebut tetapi mereka berpura-pura tidak mengenali wanita itu. Karena mereka berdua ingin mempertemukan wanita itu kepada Zean,  sehingga mereka pun tidak berkata satu kata pun. Beberapa menit kemudian ketika Zean sedang asyik melihat beberapa kerajinan tangan desa Elideria, wanita itu pun berjalan lebih dekat dan mulai berbicara. “Zean Luefryon.. Pasti kau tak pernah melihat wajahku bukan?” tanya wanita itu. Dan tentu saja Zean akan manjawab “Eeh, anda ini siapa? Kenapa anda berkata seperti itu?” tanya Zean dengan nada yang sedikit ragu. Lalu tiba-tiba wanita itu meneteskan air mata dari kedua matanya, lalu berjalan lagi mendekati Zean dan langsung menggenggam tangannya. “Pasti berat untuk hidup melewati dunia tanpa ada seorang ibu bukan? Maka dari itu maukah kau memaafkan ku sebagai ibu yang terpaksa ‘meninggalkanmu’?” ucap wanita itu. Zean yang merasakan itu semua langsung terkaget dan terpana. “Tu..tunggu dulu, apakah yang kau ingin maksudkan itu adalah bahwa kau ini ibuku?” tanya Zean yang mulai mengerti arah pembicaraan. Lalu wanita itu kembali berkata dengan tetesan air mata yang terjatuh lebih banyak. “Benar nak, inilah ibumu.. Maafkanlah ibumu yang sebenarnya tak pernah ingin meninggalkanmu. Aku benar-benar merasa bersalah, karena tak bisa menemanimu tiap hari, karena tak ada di sisimu dalam rasa rindumu.”  Zean yang sama sekali tak pernah merasakan perasaan tersebut benar-benar bingung akan apa yang harus ia perbuat. Meskipun akhirnya ia menemukan jawabannya, bahwa ia ternyata bukanlah anak aneh yang ditinggalkan oleh orangtuanya sendiri. “Memang ini tak pernah ada dalam kehidupanku sebelumnya, dan ini memang menjadi yang pertama. Dan perasaan ini.. Sebenarnya sangat aneh terasa, sangat lucu dan tak dapat kujelaskan. Memandang seseorang yang tak pernah ada di bayanganku sebelumnya, dan kini tiba-tiba muncul di hadapanku yang ternyata.. hiks..hiks.. Adalah i..ibuku.” ucap Zean yang tak bisa menahan air matanya. Melihat hal itu, Alice (nama wanita itu) langsung memeluk Zean dengan erat. Lalu dengan mata yang berlinangkan air mata Alice juga kembali berkata “Maaf nak, sekali lagi maafkanlah ibumu. Tapi kini telah berbeda, kini kau dapat memanggilku, berbicara denganku, dan memelukku sesuka hatimu. Meskipun memang susah untuk mengingatku, karena saat itu kau masih sangat kecil. Tapi inilah diriku nak, ibumu yang telah melahirkanmu.” Ucap Alice dengan perasaan yang sangat bahagia. “Hiks..hikss..” Hanya suara tangisan yang terdengar dari Zean. Pertemuan tersebut juga membawa rasa terharu pada Dock maupun Veour yang juga sudah lama tidak bertemu dengan Alice. “Haha.. Melihat hal ini air mata ku ikut terjatuh, karena memang sudah lama kita terpisah. Kau tak berubah sedikitpun Alice.” Dockpun melepas rindu. “Kekuatan cinta memang tak bisa terpisahkan oleh jarak dan waktu, tak pernah hancur. Aku sangat senang dan bangga untuk dapat menyaksikan peristiwa ini, meski terasa sedih juga sih..” ucap Veour yang terbawa suasana. “Baiklah Zean, kau tak perlu terus menangis. Kau kan sudah besar bukan?” ucap Alice yang mencoba untuk membangun kembali semangat Zean. Lalu Zean pun mencoba tak menangis lagi sambil menghapus sisa-sisa air matanya yang masih mengalir. “Ba..baiklah bu.” “Bagus, itu baru namanya anak yang tegar. Sudahlah, pertemuan ini harusnya senang kan? Lebih baik kita rayakan kedatanganmu dengan hidangan makanan yang sangat lezat, bagaimana?” tanya Alice. “Wah, sepertinya aku mendengar kata hidangan ya? Hehe.. beruntung sekali ya, karena sekarang aku sedang lapar.” Ucap Veour. “Haha.. Kau ini.” Tawa Dock. “Kalau begitu ayo semuanya masuk. Makanannya baru saja selesai dimasak, kita harus menikmati kebahagiaan ini selagi kita masih bisa. Kau pastinya juga lapar bukan Zean?” Zean pun menjawab “Pastinya bu.”
Dan satu hari penuh penduduk desa Elideria bergembira dengan kehadiran Zean, yang dimana merupakan anak sang legenda yaitu Rio Lueryon. Namun penduduk desa dan Alice merahasiakan sesuatu yang baru saja terjadi sebelum mereka datang, sebab hal ini menyangkut terhadap Rio. Pada keesokan harinya setelah Zean bangun pagi, Veour datang beserta temannya. “Wah..wah, ternyata Zean baru bangun ya. Kalau begitu persiapkanlah dirimu sebab aku dengan temanku akan melatihmu cara bertarung yang hebat.” Dengan setengah bangun ia pun menanggapi perkataan Veouar.”Haah? latihan bertarung? Hooahmm.. Memangnya untuk apa aku berlatih hal seperti itu paman?” tanya Zean dengan gaya mengantuknya. “Hahaha.. Kau ini tak tahu ya? Disini bukanlah dunia yang seperti duniamu, disini kau harus mampu mempertahankan dirimu sendiri. Dunia ini lebih liar dan lebih kejam dari duniamu, dan kami sebagai orang yang lebih tua wajib untuk mengajarkan kepada anak-anak kami tentang bertarung, meskipun tidak masalah jika kau tidak ingin menjadi ksatria atau seorang petarung. Hal ini sudah seperti suatu aturan alam yang telah di turunkan turun-temurun, meskipun kini juga sudah banyak keluarga yang tidak mengikuti kebudayaan itu sih, namun lebih baik sekarang kau bangun dan langsung mandi, setelah itu sarapan. Agar kau punya tenaga yang cukup untuk mengikuti latihan kita nanti. Jika sudah selesai semua barulah kau datang untuk menemuiku, mengerti?” tanya Veour. “Baiklah paman, aku akan bangun sekarang.” Ucap Zean yang mulai bergerak bangun dari tempat ia tidur. Veour pun pergi dari kamar tidur Zean bersama temannya. Kemudian Zean langsung mandi untuk menyegarkan tubuhnya, dan setelah itu ia langsung sarapan untuk mengisi perutnya, supaya ia mampu mengimbangi kegiatan yang akan dihadapi, agar ia mempunyai kekuatan yang cukup. “Haah.. Aku kenyang, sarapannya enak sekali bu. Aku yakin pasti ibu yang memasaknya, benar bukan?” ucap Zean yang merasa senang karena perutnya telah terisi. “Sarapan yang kau makan tadi itu memang aku yang buat, karena kini akhirnya ibu bisa selalu menemanimu dan menyenangkanmu nak. Salah satunya memberikan sarapan yang lezat, tapi bukankah setelah kau sarapan kau harus menemui Veour?” tanya Alice. “Oh iya, benar juga. Pasti paman Veour telah menunggu dari tadi ya? Kalau begitu aku harus berangkat sekarang, agar tidak membuat paman Veour menunggu lebih lama lagi. Baiklah, aku pergi dulu ya bu.” Ucap Zean yang langsung pergi. “Hmm, semangatnya memang sama dengan semangat Rio yang begitu tulus dan polos.” Ucap alice dalam hatinya. Lalu Zean pun bertemu dengan Veour yang sedang berdiri di samping seseorang. “Paman Veour, memangnya latihan apa yang akan kau ajarkan kepadaku?” Lalu Veour pun menjawab “Tahan dulu pertanyaanmu itu, karena sebelum aku jelaskan apa yang akan kita lakukan nanti, aku ingin memperkenalkan temanku kepadamu. Ia adalah teman seperjuangan ayahmu dulu, namanya adalah Randle White.” Veour langsung mengenalkan Randle White kepada Zean, Randle White pun langsung berjabat tangan dengan Zean. “Salam kenal, namaku Zean Luefryon.” Ucap Zean. Kemudian Randle berkata “Ooh inikah anak Rio Luefryon ? Jika dilihat dari struktur fisik kau memang mirip dengan ayahmu. Tapi, hehe.. Apakah kemampuan bertarungmu sama dengan  ayahmu?” tanya Randle dengan bercanda. Tapi Veour lah yang menjawab pertanyaan Randle “Kau ini? Tentu saja ia akan sehebat ayahnya. Sudahlah tak perlu berlama lagi, mari kita langsung pergi ke tempat latihan, Big Horn kemarilah !” Teriak Veour memanggil Big Horn. Beberapa menit kemudian Big Horn langsung datang. “Haha.. Ini hewan yang kemarin kita tunggangi ya?” tanya Zean. “Betul, dan sekarang ayo kita semua naik. Agar cepat sampai di sana.“ ucap Veour yang menyuruh Zean untuk bergegas. Setelah mereka semua sudah duduk nyaman di atas badan Big Horn, Veour langsung memberikan perintah kepada Big Horn. “Baiklah Big Horn, sekarang antarkan kami ke tempat latihan ‘itu’ ya. Tempat seperti biasa kawan..” Ucap Veour. Big Horn pun langsung mengerti yang dimaksudkan Veour, dan tanpa basa-basi langsung mengantar mereka bertiga ke tempat latihan yang dimaksudkan Veour. Big Horn mengantar mereka dengan cepat, karena memang Big Horn sangat senang berlarian dengan cepat di padang rumput yang luas. Beberapa menit kemudian sampailah mereka bertiga di suatu tempat yang sangat luas, di situ terdapat tebing-tebing yang tinggi dan besar. “Oh ternyata kau ingin melatih Zean di bukit Rampage? Haha.. Aku jadi ingat masa lalu, tapi kau cukup hebat juga untuk mengingat tempat yang luar biasa ini.” Ucap Randle yang ternyata baru tahu bahwa Veour akan melatih Zean di bukit Rampage. “Tidak mungkin aku akan lupa bagaimana kita juga pernah berlatih disini Randle. Tempat ini menyimpan banyak rahasia kehebatan pernah kita pelajari, Rio pun sangat menyukai tempat ini juga. Itulah yang menjadi alasan terkuat mengapa aku akan melatih Zean di tempat ini juga. Sebab hanya bukit Rampage saja yang selalu cocok untuk melatih seseorang menjadi kuat. Ini akan menjadi latihan yang tepat bagi pemula seperti Zean.” Ucap Veour, tetapi Zean tidak sama sekali memperhatikan perkataan Veour, melainkan bengong melihat pemandangan bukit Rampage yang menakjubkan.

Kemudian bersiaplah Veour dan Randle dengan beberapa persiapan agar proses latihan berjalan dengan mudah. Setelah persiapan selesai mereka pun memulai latihannya. “Hei Zean, tangkap ini..” Randle melempar senjata kepada Zean. “Hwwuaa… Hati-hati paman, aku ini tak pernah memegang senjata, jadi sangat bahaya tadi ketika paman melemparnya. Tapi ada yang lucu dari senjata ini? bentuknya aneh sekali dan terlihat payah, mungkin pedang ini sudah tua..” Komentar Zean. “Haha.. Bahkan sebelum aku menunjukanmu suatu jurus kau sudah melakukan suatu kesalahan yang kecil.” Ucap Randle. “Kok begitu paman? Memangnya kesalahan kecilnya itu apa?” tanya Zean yang tak tahu. Lalu Veour pun mulai menjelaskan apa kesalahan kecil yang dibuat Zean. “Dengar baik-baik Zean, janganlah pernah melihat sesuatu atau seseorang dari bentuk luarnya, karena jika kau selalu melihat segalanya seperti itu maka kau tak akan bertambah dewasa.” Kemudian Zean kembali berkata. “Benarkah begitu paman? Padahal tiap hari seluruh teman-teman sekolahku memandang hebat yang lain jika ia tampan, atau cantik, atau punya banyak uang. Maka dari itu aku sering melihat dengan cara pandang teman-teman sekolahku.” Ucap Zean. “Kalau begitu kau harus cepat berubah, sebab yang menentukan betapa bergunanya benda atau orang tersebut itu berasal dari dalam dirinya, bukan apa yang ada secara fisik. Kekuatan dan kehebatan seseorang atau sesuatu, semuanya itu sangat luas, dan jika kau hanya mengartikan pengertian yang luas tersebut hanya dalam lingkup secara fisik saja, maka untuk selamanya kau tak akan bisa menggali potensi yang ada dalam dirimu. Lalu pada bagian yang sedang kita permasalahkan ini adalah bentuk pedang, memang terdengar sangat berlebihan mengapa aku hubungkan kedua hal tersebut. Namun dengan menghubungkan keduanya, aku dapat menunjukan kepadamu bahwa prinsip ini akan melandasi banyak aspek penting yang ada di atasnya. Itulah pelajaran pentingnya Zean, tapi bukan berarti aku sedang memarahimu. Jika aku marah karena kesalahan kecil seperti itu, artinya aku sama saja tidak mengerti dengan apa yang sedang aku katakan, benar bukan?” ucap Veour dengan nada yang mengangkat semangat Zean. Saat itu juga Zean yang mendengarkan penjelasan dari Veour, merasakan suatu gejolak yang tak pernah ia rasakan. Perasaan yang sangat aneh dan tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata, sehingga tiba-tiba tanpa ia sadari air mata jatuh dengan perlahan. “Hei? Mengapa kau tiba-tiba menangis?” tanya Veour yang langsung mendekati Zean. “Hiks.. Karena aku terharu, aku baru tahu betapa sempitnya duniaku selama ini. Aku tak tahu bagaimana jadinya bila aku tak bertemu dengan banyaknya orang yang sangat hebat seperti kalian yang mau membukakan mataku untuk melihat dengan cara yang sebagaimana seharusnya.” Ucap Zean. Melihat Zean yang berkata seperti itu, Veour dan Randle pun terdiam dan membiarkan Zean melepaskan emosinya. Lalu beberapa detik kemudian Zean pun sudah bisa mengatasi rasa terharunya. “Ok.. Aku sudah bisa berhenti menangis, padahal sebenarnya aku tak ingin menangis sih.. Hehe.. Maaf ya, aku ini anaknya cepat terharu.” Ucap Zean sambil menghapus beberapa tetes air mata. “Hehe.. Kau anak yang baik juga Zean. Baiklah kalau kau memang sudah mengerti dengan apa yang tadi aku jelaskan. Sekarang saatnya semangat dan mulai latihan! Hehe.. Bukankah begitu Randle?” Lalu Randle juga menjawab. “Kau ini memang mempunyai sifat yang cepat berubah ya Veour? Terkadang serius, lalu kau bisa langsung berubah jadi bercanda.. Benar-benar Veour.” Ucap Randle sambil menggelengkan kepalanya. “Baiklah, aku akan berusaha menyukai pedang ini dan akan terus belajar dari paman.” Ucap Zean yang sudah semangat. “Nah  Zean, sebenarnya ada rahasia dari pedang yang sedang kau pedang itu loh.” Ucap Randle. “Rahasia? Sepertinya menarik juga rahasianya, tolong ceritakan kepadaku paman.” “Hehe.. Pedang itu adalah senjata yang pernah di pakai ayahmu saat ia pergi berperang.” Ucap Randle sambil tersenyum. “Hah? Ayahku? Jadi pedang ini merupakan pedang yang pernah digunakan ayahku saat berperang?” tanya Zean. “Benar sekali, dan menurutku pedang itu juga sangat cocok ketika kau menggenggamnya. Seakan melihat Rio saat muda dulu, haha..” ucap Veour yang jadi teringat masa lalu. Meskipun begitu Zean tetap bingung dengan bagian belakang gagangannya, karena terdapat sesuatu yang bentuknya menyerupai seperti kaki singa. Lalu bentuk dari pisatu pedang tersebut berbentuk tak biasa dan cukup besar untuk dirinya yang kecil. “Hey, Zean tangkap ini.” Randle melempar bola Kristal yang berwarna biru, warnanya sangat indah di mata Zean. “Whhooaaw… Bagus sekali bola ini, tapi apa funginya?” “Tempelkan saja pada belakang pedang itu, dan lihatlah apa yang terjadi.” Maka setelah diberitahu oleh Randle, Zean menempelkannya. Tiba-tiba cahaya keluar dari bola biru tersebut, dan pedangnya bersinar. Bersamaan dengan cepat roh yang terkunci di tubuh Zean meluap keluar,dan atmosfer di sekitar mereka langsung berubah seketika.

Lalu keluarlah roh berbentuk singa, mengaum dengan kuat. “ Grraahhh… Akhirnya aku keluar, aku akan sangat berterima kasih bagi yang mengeluarkanku..! Siapakah dia?” Dengan keras singa itu bertanya kepada mereka. “Hmm jadi inilah legenda singa biru itu. Yang mampu mengalahkan ribuan pasukan kegelapan itu?” ucap Randle. “Jadi kaukah yang membangunkan aku?” Tanya singa itu. “Hehe.. Bukan aku yang membangunkanmu, tapi  anak inilah melakukannya.” Kata Randle. Lalu singa itu menoleh ke arah Zean, dan menatap wajah Zean yang benar-benar tidak dapat dibanggakan sama sekali “Apa..? Tidak mungkin bocah seperti ini yang membangunkan aku!?” ucap singa itu dengan keras. Zean tidak bisa berkata apa-apa, yang ia bisa lakukan hanyalah terdiam. Veour lah yang mencoba untuk menjelaskan keadaan dan kebenaran yang sebenarnya kepada singa biru itu. “Tenanglah dulu.. Memang jika pertama kali melihat pasti semua orang tidak akan percaya bahwa dia lah yang telah membangunkanmu, namun faktanya adalah dia ini anak  Rio Luefryon.” Mendengar perkataan Veour raut wajah singa biru itu sedikit berubah. Ia mulai mengamati Zean lebih serius, ia tidak hanya memandang secara fisik saja melainkan melihat kekuatan aura juga. Mencoba untuk melihat seluruh kemampuan yang ada dalam tubuh Zean. Singa biru itu pun sempat terkaget saat ia merasakan tekanan aura Zean  yang kuat dengan tiba-tiba, ia membaca suatu aliran aura yang mempunyai potensi yang terlalu besar untuk seorang bocah kecil. Namun ia ingin memastikan apa yang baru saja ia lihat. “Hmm.. Jadi kau ini adalah anak Rio? Pantas saja kau mempunyai aura yang kuat ya?” ucap singa biru itu dengan nada yang cukup ramah. Zean yang baru pertama kali melihat roh hewan raksasa, sangat canggung untuk menanggapi perkataan singa biru itu, tapi ia tetap mencoba untuk mengantisipasi ketakutan yang ia alami. “Eeh.. Maaf ya, tapi aura yang kau katakan itu apa? Aku tak mengerti sama sekai.” Mendengar perkataan Zean, singa biru itu langsung mengerti bahwa Zean sendiri sama sekali belum mengetahui apa yang ia miliki di dalam tubuhnya dan kekuatan apa yang ada dalam seluruh dirinya. “Aku adalah pendamping ayahmu saat berperang terdahulu.” Jelas Leon. Lalu Zean pun kembali berkata dengan nekat. “Ka..kalau begitu namaku adalah Zean Luefryon, sebenarnya aku tak tahu apapun tentang dunia ini. Aku berasal dari dunia yang bernama Bumi.” “Hmm jadi kau tak tahu apa-apa, tapi itu tak menjadi masalah. Kalau begitu sebagai permulaan ambillah pedang itu dan berkonsentrasilah, kita akan mencoba untuk menyatukan roh kekuatan kita.” Tetapi Zean sama sekali tak tahu bagaimana caranya ia melakukan perintah Leon, sebab ia tak pernah melakuka hal semacam tersebut yang terasa sangat mistis bagi seorang dari bumi. Ia pun tak melakukan apa-apa, yang membuat Leon marah. “Hei.. Bukankah aku menyuruhmu untuk berkonsentrasi haah? Mengapa kau hanya bengong dan menatapku dengan seperti itu?” tanya Leon dengan cukup keras. “Maa..maaf ! Ka..karena aku tak mengerti apa yang kau suruh, aku benar-benar tak pernah tahu sedikitpun tentang hal seperti ini. Bukan maksud aku tak menurutimu ya..” ucap Zean yang meminta maaf dengan nada ketakutan. Sebab suara Leon pastinya keras ketika ia menegor Zean. “Benar juga inti pembicaraanmu.. Baiklah kalau kau memang belum pernah bersentuhan dengan ilmu ini. Begini saja, cara mudahnya coba kau pejamkan matamu, jangan berpikir apa-apa selain dirimu sendiri. Jika kau terus fokus pada satu hal itu saja pada pikiranmu, maka kau akan mengerti selanjutnya tapi kau harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mengerti jika seperti itu caranya?” tanya Leon. Maka Zean pun mengerti dan mau mencobanya. “Oh begitu rupanya, baiklah akan akau coba sekarang.” Ucap Zean yang akhirnya memasuki tahap awal. Kemudian ketika ia mulai memejamkan matanya dan berkonsentrasi, sempat tidak terjadi apa-apa pada mulanya. Veour, Dock dan Randle tahu bahwa proses itu memang tak cepat, sehingga mereka bertiga tetap menunggu dengan sabar. Leon pun juga ikut melakukan hal yang sama dengan Zean. Lalu sekitar 3 menit kemudian, tiba-tiba keluar sinar dari tubuh Leon dan Zean. Sinar tipis yang ada di sekujur tubuh Leon dan Zean, sinar tipis tersebut berwarna biru. Leon pun membuka matanya, dan berbicara. “Bagus Zean, sekarang pegangnlah pedang itu dan angkatlah.” Ucap Leon.

Lalu Zean pun menuruti Leon, ia memegang pedang itu lalu mengangkatnya. Setelah itu terjadilah hal yang luar biasa. Aura Zean yang tadi terlihat seperti sinar biru yang tipis, tiba-tiba memancar lebih kuat dengan perlahan. Hal itu membuat Leon langsung terkaget. “Bagus sekali, auramu keluar dengan sangat kuat. Benar-benar aura yang tangguh, dan kalau begitu mari kita memulai latihannya, aku akan keluarkan kekuatanku juga yang sebenarnya. Bersiaplah Zean untuk mengimbanginya.” Leon pun menguatkan kekuatannya. Energi aura Leon dan Zean yang sama-sama kuat itu pun terus mengalir, Leon mencoba untuk menyatukannya dengan baik. Tiba-tiba sesuatu terjadi pada Zean. “AArrgghh…!” teriak Zean kesakitan “Zean!” Dock berteriak dengan kaget sambil menghampirinya, namun ketika Dock menghampiri Zean ia terpenal oleh sesuatu. Penyebab terpentalnya Dock adalah terdapatnya lapisan yang tercipta akibat 2 aura tersebut yang menghalangi, sehingga Dock tak bisa mendekati Zean. Sinar yang keluar semakin terang dan menyilaukan mata mereka semua. Setelah beberapa detik kemudian sinar yang terang tersebut mulai meredup, dan Veour bersama yang lain kembali bisa melihat dengan normal. “Tadi itu sinar aura Zean kah?” tanya Randle. “Aku juga merasa seperti itu Randle.” Ucap Veour. Di tengah-tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba terdapat sesosok pria yang tak dikenal berjalan menghampiri mereka bertiga. Maka Veour dan yang lainnya pun kaget dan saling bertanya satu sama lain. “Tidak mungkin, kau kah ini Zean?” Tanya Randle dengan gugup. “Ke..kenapa paman Randle tanya seperti itu? Tentu saja ini aku, memangnya apa yang terjadi padaku?” Tanya Zean dengan bingung. Lalu Leon pun datang juga dan menjelaskan dengan santai “Haha.. Inilah sosok  kekuatan aura Zean yang sebenarnya. Sosok aura yang memiliki jiwa yang kuat dan tegar, tapi jangan kaget terlalu cepat karena ini baru awalnya saja.” Zean pun mendengarkan apa yang dikatakan Leon, maka dari itu ia langsung melihat tubuhnya sendiri yang sudah berubah. “Haah..? Jadi yang terjadi adalah aku berubah? Pantas saja aku merasa berbeda dengan sebelumnya.” Kemudian Dock tiba-tiba berkata “Hei Zean, kau bilang bahwa kau merasa berbeda kan? Bagaimana kalau kau sekarang mencoba untuk menggunakan pedang itu? Yah.. sekedar untuk melemaskan otot tanganmu saja, ayunkan pedang itu ke arah tebing yang besar.” Ucap Dock dengan penasaran. “Pedang? Benar juga paman, kalau begitu aku akan coba memakai memakai pedang ini.” Dan Zean pun megikuti apa yang dikatakan Dock. Ia pun langsung mengayunkan pedangnya tersebut dan dengan sangat mengejutkan ternyata ia membuat tebasan besar ke tebing besar tersebut, dan tebingnya pun terpotong rapih. “Wow..! Kau bisa langsung dengan cepat menggunakan pedang itu? Luar biasa.” Ucap Randle kaget. “Hebat sekali Zean! Kau benar-benar memiliki kemampuan yang sangat hebat ternyata.” ucap Veour. Zean pun juga tak percaya dengan kemampuan yang sebenarnya. “I..inikah kekuatanku yang sebenarnya?” ucap Zean. “Luar biasa, Leon apakah Rio benar-benar mengunci  kekuatannya pada Zean?” Leon pun menjawab “Ya, ia mampu melakukannya, karena ia memiliki seluruh jenis kunci yang ada di dunia ini. Termasuk kunci putih yang dapat mengunci apapun dan membuka apapun.” Latihan mereka pun semakin berjalan seru dan terasa begitu membara, tentunya yang paling merasakannya adalah Zean. Alasannya Zean baru pertama kali latihan bertarung, suatu pengalaman pertama yang menjadi langkah awal yang akan mengubah hidupnya di masa depan.
Mereka terus berlatih tanpa memikirkan waktu, mereka benar-benar menikmati suatu latihan yang terasa begitu semangat. Mereka memulai latihannya pada pagi hari, dan kini hari sudah cukup sore tapi matahari tetap bersinar dengan terik dan panas, namun di tengah-tengah latihan mereka tiba-tiba dari bayangan tebing besar keluarlah seseorang sambil tertawa “Hahaha.. Luar biasa, benar-benar luar biasa dirimu itu Zean.” Kemudian perhatian Dock, Veour, Randle dan Zean langsung tertuju pada sumber suara tersebut. Pada saat mereka semua melihat siapa yang tadi berbicara, mereka semua pun terkaget akan keberadaan orang tersebut. “Ka..kau Drane Floare bukan !?” Teriak Zean kaget. “Ternyata memang benar, bahwa kau bertemu dengan Zean pada kemarin itu ya Drane?” ucap Dock yang juga sangat terkejut. Tetapi tiba-tiba Leon berteriak sambil mengeluarkan suatu serangan langsung kepada Drane. “Grrrhh, Kau pria berjubah, tak akan kulupa dalam ingatanku.. DRANE FLOARE! Sekarang terimalah seranganku, Fire Blast !” Semburan bola api yang sangat besar yang berkekuatan dahsyat. “Tunggu dulu Leon..!” teriak Veour untuk menyuruh Leon menahan serangannya. Namun peringatan Veour tentunya telah terlambat, maka dari itu serangan tersebut tetap mengarah kepada Drane yang berdiri dengan tanpa ada perlindungan apapun. “Hmm, sepertinya seranganmu sudah lebih kuat ya? Tapi aku pun punya kejutan juga untuk kalian.. Laser anger!” Laser yang sangat kuat, mengalir keluar dari kedua tangannya. Dan menghancurkan Fire Blast Leon. “Apa..! Ternyata ia juga punya kemampuan baru, Fire Blastku mampu di imbangi dengan kekuatan itu.. “ Memang Fire Blast sudah hancur oleh Laser Anger tersebut, tetapi ternyata Laser Anger milik Drane tidak ikut hancur melainkan tetap bergerak menuju arah Leon. Pada saat yang tiba-tiba Zean bergerak cepat dan memotong laser beam Drane, sehinggga Leon tertolong. “Drane, ternyata kau memang pria yang tak bisa dipercaya. Kalau begitu sekarang akulah lawanmu. Aku siap untuk menghajarmu.” Teriak Zean “Hmmm.. Haha.., jangan sombong dengan kekuatanmu yang baru kau tahu itu. Sebenarnya mampu untuk menghadapi bahkan mengalahkanmu yang terlihat sombong karena baru merasakan kekuatanmu itu.. Padahal kau masih sangat jauh untuk mencapai kekuatan yang sebenarnya yang ada, tetapi yang sebenarnya aku ingin tunjukan adalah ini.” Tiba-tiba ia mengeluarkan kunci yang mirip dengan kunci Zean dan tiba-tiba juga terdapat pintu udara, ia langsung membuka pintu itu dan dari situ ia menarik seorang pria yang terikat. “Hahaha.. Sekarang Bisakah kalian lihat ini ?!” teriak Drane. Kemudian mereka semua langsung melihat sosok pria tersebut. “Siapa dia…?” Tanya Zean. Hanya Zean sajalah yang tak mengetahui siapa orang yang sedang terikat itu, tetapi Dock, Veour, Randle, bahkan Leon langsung tahu siapa orang yang terikat itu. “Zean Luefryon! lihatlah baik-baik orang ini, karena kau tak mungkin tidak mengenalinya.” Teriak Drane. “Kau.. Tidak mungkin, RIO !” Teriak Dock dan Veour Lights. Dan dengan tanpa ragu mereka berdua langsung lari sambil mengeluarkan jurus mereka. Dock dengan Poison Wave dan Veour dengan Light Beam. Suatu kombinasi kekuatan yang kuat. “Menyingkirlah kau dari Rio, Drane!” teriak mereka berdua. Lalu serangan kombinasi itu pun menyerang Drane dengan cepat. Drane Floare yang merupakan ksatria yang sangat kuat juga memiliki aura hewan, maka dari itu beberapa detik sebelum serangan kombinasi itu mengenai dirinya ia memanggil  aura hewannya terlebih dahulu. Sehingga serangan kombinasi tersebut langsung di mentahkan oleh aura hewan milik Drane tersebut, aura hewannya yang berupa Naga Hitam. Naga hitam menangkis kedua serangan tersebut dengan sangat mudah. “Haha… Ternyata aku lupa memperkenalkan temanku. Baiklah inilah aura kekuatanku. Perkenalkan sang naga hitam, Drakuro.” Teriak Drane. Namun sesaat perhatian Drane sedang tertuju pada Dock dan Veour, Zean menggunakan kesempatan itu dengan langsung lompat dan menggunakan pedangnya beserta Leon. “Leon keluarkanlah Fire Blast sekali lagi.” Leon yang mendengar perintah Zean langsung melakukannya “Baik, Tetapi terimalah serangan yang lebih kuat dari yang tadi Zean.. Super Fire Blast!” Super Fire Blast yang berukuran 3 kali lebih besar dan 3 kali lebih kuat dari Fire Blast sebelumnya. Kemudian serangan itu digunakan oleh Zean untuk dikombinasikan dengan serangannya sendiri. “Terimalah ini tebasan Big Storm !” Ternyata Zean memiliki tipe angin yang sangat membantu kekuatan api. Sehingga Fire Blast menyatu dengan tornado raksasa, dan menjadi Flame Tornado. Drane pun langsung menyadari akan pergerakan Zean, maka Drane menyuruh Drakuro untuk mengeluarkan suatu serangan balasan. “Drakuro, keluarkan Tera Crusher !” Tera Crusher suatu elemen kegelapan yang berpadu dengan kekuatan aura majikannya. Dan dapat menangkis banyak elemen jurus. “Ggrraaaghh..!!” teriak Drakuro  yang mengeluarkan Tera crusher. 2 serangan kuat tersebut pun akhirnya saling bertabrakan dan meledak. Daya ledakan dari tabrakan 2 serangan tersebut menghancurkan setengah ukuran bukit Rampage. “Urrghh..” ucap Randle yang terpental. Veour dan Dock pun juga ikut terpental akibat imbas dari daya ledakan tersebut. “Gila.. benar-benar jurus yangmengerikan. Tapi Zean kau dimana? Rio kau juga dimana?” Teriak Veour. “Zean benar-benar memiliki kekuatan yang terpilih, ia yang baru berlatih sekali saja sudah mampu untuk bertarung dan mengeluarkan serangan-serangan yang sangat kuat.” Kata Dock.
“Hehe Zean Luefryon.. Ternyata dirimu kuat juga ya?” Ucap Drane. Tiba-tiba Rio berkata “Zean sudah hentikan pertarungan ini dan Drane aku tahu kau kesini tidak mempunyai maksud bertarung, jadi biarkanlah aku bebicara kepada Zean anakku.” Sebenarnya Drane memang tidak ingin bertarung, tapi apa yang barus aja ia lakukan tadi hanya ingin mengetahui kekuatan Zean. Dan setelah ia sudah merasa cukup tahu akan kekuatan Zean, maka ia pun berhenti untuk melanjutkan serangan terhadap mereka semua. “Heheh.. Aku sebenarnya memang tak ingin bertarung, tetapi rasanya sangat puas setelah mengetahui kekuatan anakmu itu Rio.. Hehehe..” Ucap tak peduli Drane. Lalu Rio pun langsung kembali berbicara “Zean, anakku. Maaf apabila aku baru dapat memperkenalkan diriku setelah 16 tahun kita berpisah. Aku yang sekarang kau pandang ini adalah ayahmu nak, aku adalah Rio Luefryon.” Zean yang mendengar pengakuan Rio kembali lagi merasa ada suatu hal yang sangat baru dalam hatinya. “A..Ayah? Jadi kau adalah ayahku yang sebenarnya.” Ucap Zean dengan terkaget. Zean meletakan pedangnya dan sambil menghampiri Rio dengan ragu-ragu. Pada saat itu memang badan Rio masih terikat, tetapi ia bisa berjalan karena Drane tidak mengikat kedua kakinya. “Zean.. Pada saat ini aku sangat yakin bahwa kau benar-benar tak akan mengerti apa yang akan aku katakan kepadamu, tetapi dengar sajalah dahulu.” Ucap Rio. Zean pun berhenti berjalan menghampiri Rio dan berkata “Ba..baiklah.” ucapnya dengan terpatah. Meski sosok Zean sedang dalam posisi berubah, tetapi sfatnya yang masih terlihat anak-anak tidak ikut berubah. “Sekarang akan langsung kukatakan kepadamu, dari pertama kali kau lahir ibumu dan aku tak pernah sekalipun ingin membuangmu ataupun membencimu. Memang akan sangat sulit setelah 16 tahun kita semua terpisah memberikanmu alasan ataupun jawabannya, tetapi itu semua memang harus berjalan seperti itu Zean. Kelak kau akan mengerti melalui proses berjalannya waktu, kau akan menemukan jawabannya dengan perlahan, dan jangan lupa.. Kau pun masih ada keluarga besar yang berada di desa Emery, janganlah berpikir bahwa pada saat ini kau hidup sendiri Zean. Bisakah kau terima kenyataan ini nak? Meski aku sangat tahu bahwa masih sangat sulit bagimu nak untuk langsung menerima ini setelah semua yang kau alami..” Ucap Rio. Perkataan Rio tersebut sangat menyentuh hati Zean, ia pun begitu merasakan suatu perhatian yang tulus yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia pun berkata “Beginikah rasanya memiliki perhatian dari seorang ayah? Saat ini aku tak terlalu peduli lagi dengan apa yang telah aku alami selama ini, yang aku peduli saat ini adalah sekarang. Sebab saat ini aku sangat senang, akhirnya aku mampu bertemu dengan ibu dan ayahku setelah sekian lama tak pernah mengenali mereka.” Ucap Zean dengan sangat dalam. Rio sangat kaget mendengar respon yang ditunjukan Zean yang tak diduga sama sekali, membuat ia merasa sangat bertanggung jawab. Tetapi di tengah-tengah perbincangan mereka, Dock memotong dan langsung berkata “Pernah kudengar bahwa “Sang Takdir” perhitungannya hamper salah? Memangnya dia pernah mengalami kesalahan dalam menghitung?” Tanya Dock. Drane pun dengan spontan menjawab pertanyaan Dock. “Hehe.. Kalian memang payah, “sang takdir” memiliki kesalahan perhitungan karena kekuatan kegelapan yang ia kembangkan sendiri ternyata terlalu kuat dan mencoba untuk menguasai semuanya, termasuk ‘sang takdir’ itu sendiri.. Sejarah dunia ini pun kalian tak tahu dengan seluruhnya. Lalu salah satu leluhur dari keluarga Luefryon sempat menghalangi rencana jahat kegelapan pada zaman dulu untuk menguasai  “Sang Takdir” yaitu Perla Luefryon.” Potong Drane. “Baiklah sampai di sini saja waktu untuk nostalgianya, masih ada yang harus aku lakukan. Dock, Veour, dan bocah yang terpilih Zean, akan kukatakan pada kalian. Rahasia yang terbesar dunia ini hanya ada di dalam Sang Takdir itu sendiri, dan cara untuk mengetahuinya kalian harus melewati keseluruhan proses yang ada terlebih dulu. Hehehe.. Senang dapat berjumpa kalian.” Dan dia menarik Rio dan menghilang ke dalam pintu udara dan lenyap beserta bayangan. “Gila… Jadi inikah duniaku yang sebenarnya? Aku tak menyangka jadi sangat rumit, ayahku yang selama ini tak pernah kulihat tiba-tiba menampakan dirinya dengan  tangan terikat.Tetapi paman Dock, paman Veour aku ingin kalian berjanji. Bahwa kalian akan terus melatihku dengan semua jurus-jurus yang kalian tahu, hingga  jurus-jurus yang dimiliki ayahku. Karena aku harus segera siap apabila saatnya telah datang.” Tegas Zean. Tiba-tiba Dock tertawa sambil berkata “Hahah.. mungkin dengan pertemuan tadi bocah lugu dapat berevolusi dengan cepat ya…” Canda Dock. “Tetapi Zean aku hanya ingin kau tahu, bahwa Rio sangat beruntung memiliki anak sepertimu.” Ucap Veour. “Ya terima kasih semuanya. Baiklah mari kita  pulang mungkin makan siang sudah siap, aah aku lapar..”
Lalu Randle langsung memanggil Big Horn untuk mengantar mereka semua pulang “Baiklah kalau begitu.. Big Horn kemari! kita akan kembali ke desa.” Demikianlah hari pertama Zean berlatih dengan penuh kejutan dalam hidupnya. Sesampainya mereka semua, tak ada satu orang pun yang membuka mulut tentang kejadian tadi. Mereka semua menyembunyikan peristiwa tersebut, agar tak perlu menggemparkan seluruh penduduk di desa Emery. Alice pun tetap menyembunyikan rahasia yang sangat besar, sebab ia takut memberitahu kepada Zean.

Pada esok harinya Zean sudah menunggu Dock dan Veour dengan semangat yang meluap-luap, tetapi kali ini Randle tidak ikut lagi berlatih bersama mereka karena Randle merupakan salah satu ketua keamanan di desa Emery. Maka dari itu ia sebenarnya tak boleh meninggalkan pekerjaannya, tetapi kemarin ia mengikuti latihan Zean bersama yang lainnya karena ia sangat menghargai Dock. “Hey.. Paman Dock, paman Veour mengapa kalian lama sekali aku tak sabar untuk berlatih lagi.” Ucap Zean.
“Hmm? Sejak kapan kau jadi begitu berambisi? Hehehe tenanglah dulu, karena sekarang aku sedang mencari buku catatan ayahmu. Hey Veour kau menyimpannya dimana?“ ucap Dock. Kemudian Veour pun menjawab “Aduh.. Sepertinya aku sudah tak ingat lagi, kau tak ingat ya Dock? Bahwa selama ini aku tersimpan di dalam kotak yang ada di lemari mu itu bukan? Tapi jika aku ingat-ingat lagi.. Kalau tak salah terakhir kali aku menaruhnya di tenda Alice.” Ucap Veour sambil mengingat-ingat kembgali. “Kalau begitu tunggu sebentar ya Zean.. Sebab buku itu sangat penting, karena disitu ada banyak jurus-jurus dan cara bertarung yang kuat yang dimiliki ayahmu.” Mendengar hal itu Zean semakin semangat, dan ia pun semakin menyemangati Dock “Benarkah begitu paman? Kalau begitu tunggu apa lagi.. Cepat kita ke tenda ibuku.” Ucap Zean. Dan mereka pun pergi ke tenda Alice. Dengan semangat Zean berteriak “ Ibu.. Ibu ingat tidak buku catatan ayah ada dimana?” Alice pun pada saat itu sedang membereskan beberapa buku. “Oh.. Zean, memangnya ada apa tiba-tiba kau menanyakan tentang itu?” “Di buku ayah itu ada banyak jurus-jurus yang kuat, maka dari itu paman Dock akan melatihku dengan ilmu yang ada di buku itu. Jadi ibu tahu dimana buku itu? Heheh.. Karena kami sedang buru-buru.” Tanya Zean. “Baiklah, seingat ibu ada di lemari kamar ayahmu. Tapi tak akan terbuka sebab itu adalah lemari Luthon, lemari yang hanya dapat dibuka dengan kunci emas. Dan kunci punyaku bukan warna emas.” Ucap Alice. “Waah kebetulan sekali ya ibu? Sebab aku mempunyai kunci emas, dengan ini kita dapat membuka lemari itu. Tapi dimana kamar ayah?” Tanya Zean. Dan sambil jalan ke kamar Rio, Alice menjelaskan “Ini berita bagus Zean bahwa ternyata kau memiliki kunci emas, karena itu dengan kuncimu lemari itu dapat terbuka kembali. Asal kau tahu lemari itu sebenarnya tidak terbuka sejak kau pindah ke bumi.” Mendengar hal itu Zean cukup kaget. “Begitukah? Berarti sudah lama sekali, pasti sudah berdebu.” Kata Zean “Tidak mungkin berdebu Zean, karena hampir setiap hari aku bersihkan.  Nah ini dia lemarinya, cukup unik kan bentuknya? Kalau begitu ayo Zean buka lemarinya sekarang.” Lalu Zean memasukan kunci emasnya dan terbukalah lemari itu. Bergerak dengan kuat dan pintunya terbuka dengan sendirinya. Tapi dari lemari itu muncullah seseorang misterius dengan memegang buku catatan Rio, dan dia berkata “Haah.. Akhirnya aku keluar.. Perkenalkan wahai orang terpilih namaku adalah..” Tiba-tiba Alice langsung berkata dengan sangat spontan “ Steve Ridge..? Ternyata kau disini, mengapa kau tidak memberitahuku selama 16 tahun. Dasar adik bodoh..” Ucap Alice dengan perasaan haru dan gembira. Steve Ridge pun juga kaget akan pertemuan tersebut, tetapi ia tak ingin berespon terlalu berlebihan “Sudahlah Alice.. Kau sendiri sudah tahu bahwa Rio sendirilah yang memintaku. Tidak mungkin aku menolaknya, dia sudah cukup sering menyelamatkanku. Ngomong-ngomong lucu juga ia menyimpan buku ini di lemari Luthon yang terkenal kuatnya, tapi dimana dia?” Ucap Steve yang melihat kiri dan kanan. Tetapi Zean langsung berbicara kepada Steve “Jadi kau Steve Ridge? Aku adalah Zean, Kami sangat mebutuhkan buku yang ada di tanganmu itu. Karena di dalam buku milik Rio itulah terdapat banyak serangan dan jurur-jurus yang akan kami latih, aku sebagai anaknya sangat membutuhkan buku itu,” Jelas Zean. Mendengar perkataan Zean yang secara tiba-tiba, Steve sempat tak percaya “Tunggu dulu.. Kau tahu bahwa buku ini ada banyak jurus dan serangan? Kau pun juga mengaku anak Rio? Hei Alice.. Siapa anak ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ia bisa mengenal Rio? ” tanya Steve kepada Alice. Alice pun langsung menjelaskan sambil tertawa kecil. “Hehe.. Ia telah kembali Steve, bayi yang dikirm ke bumi 16 tahun yang lalu. Inilah bayi 16 tahun yang lalu itu yang telah kembali, namanya Zean Luefryon.” Ucap Alice. Steve pun sempat terdiam, terkaget dengan diam dan memandang Zean dengan baik-baik, lalu setelah beberapa menit kemudian ia pun bisa menerima keadaannya. “Baiklah kalau begitu, memang sepertinya aku telah melewatkan banyak bagian yang penting ya? Hmm.. Namamu Zean Luefryon, memang kau mirip dengan Rio tetapi hidung mu itu mirip dengan Alice. Jadi kau ingin tahu isi buku ini Zean? Dan juga kalian, Dock dan Veour akan melatih Zean menggunakan ilmu yang ada dibuku ini?” tanya Steve. “Itu benar Steve, kami tak akan segan-segan lagi untuk melatih Zean agar ia sendiri dapat tahu bahwa kekuatannya itu sangat kuat.” Ucap Dock. “Alasan lainnya adalah, Zean adalah anak Rio. Sehingga kita akan melihat apakah dia memiliki suatu kekuatan yang sama yang ada di dalam Rio?” ucap Veour.

Sunday, March 4, 2012

The Chosen Boy - Proloque, By; Luke Sitorus

The Chosen Boy
(bocah yang terpilih)

~Prologue~

Ini adalah suatu kisah yang menceritakan tentang fakta kehidupan dan takdir seseorang yang mirip seperti permainan yang sangat mengagumkan untuk dimainkan. Memang tak akan ada rumus pasti dalam semua keindahan dan keburukan yang telah tercampur didalamnya, tapi seiring dengan waktu itu semua dapat terlihat jelas. Bahkan dapat menjadi lukisan mahakarya yang terlihat indah. Suatu rencana kehidupan yang telah dipersiapkan, namun semua kebenaran yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan yang ada baru dapat di temukan setelah kehidupan itu sendiri berjalan. Dengan kata lain, manusia hanya akan mengerti atau menyesali sesuatu jika sesuatu yang lainnya baru terjadi dalam kehidupannya sendiri. Cerita ini mungkin merupakan salah satu  pecahan kepingan dari cermin utuh, yang mungkin dapat menjelaskan sedikit kebingungan yang selama ini begitu buram dalam mata kita semua. Dan jika ingin mengetahui pecahan kepingan tersebut, mungkin ratusan halaman yang telah menunggu untuk dibaca dapat memberikan sedikit sinar kecil bagi ruang gelap di setiap hati yang ada.

Cerita ini dimulai dengan kehidupan seorang remaja. Kehidupan dari remaja ini begitu biasa dan hampir dapat dikatakan tak ada yang terlihat hebat dan berbeda, maka dari itu ia hanyalah seorang remaja yang dapat ditemui dimanapun dan kapanpun. Teman-teman sekolahnya sering sekali mengganggunya, karena dari penampilannya yang sangat payah dan tidak keren sama sekali. Ia pun terkadang menjadi korban akibat kejahilan, seperti percobaan-percobaan aneh yang dilakukan oleh teman-temannya. Lalu secara fisik ia sama sekali bukan tipe yang dikagumi para gadis remaja pada biasanya, dan jika secara intelektual ia merupakan murid yang tidak bodoh dan juga tidak pintar. Benar-benar kehidupan yang sangat biasa.

Remaja ini bernama Zean Luefryon, umurnya 16 tahun dan dia  tinggal bersama dengan sepupu dan pamannya yang bernama Dock Stunne. Sehingga karakter, sikap, dan pola pikirnya terbentuk tanpa ada bimbingan orang tua. Pamannya yang seorang pekerja keras hanyalah seorang tukang mesin yang terkadang harus pulang lembur. Lalu sepupunya bernama Robert Stunne, usianya terpaut sepuluh tahun dengan Zean. Jadi Robert ini sudah bekerja, tapi tidak sebagai tukang mesin melainkan bekerja sebagai pegawai di bagian redaksi koran. Dan mereka bertiga tinggal di kota Drawford yang terletak di daerah industri, nama negaranya adalah Bastille.
“Hei Zean, jangan lupa tugas bagianmu ya. Meskipun baru dikumpulkan minggu depan tapi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan aku harus mengingatkanmu dari sekarang.  Itu sangat penting untuk nilai semester loh..” ucap Dyana. Kemudian Zean hanya membalasnya dengan nada yang tidak bersemangat. “Haah.. Baiklah, akan kuusahakan.” Dyana yang mendengar respon Zean yang sangat meragukan langsung kaget dan menegor Zean. “Hei..Hei.. Jangan bilang ‘akan kuusahakan’. Karena kalau kau lupa mengerjakannya maka satu kelompok yang akan menanggungnya tahu! Jangan sampai karena keburukanmu itu membuat yang lain harus merasakan juga akibatnya, ingat itu..” ucap Dyana. “Oke..oke.. Sekarang kau tenang saja, sehari sebelum dikumpulkan pasti aku sudah siap.” Ucap Zean. “Nah begitu dong, baguslah kalau begitu. Karena dengan begini semua anggota kelompok telah kuingatkan.” Ucap Dyana yang langsung pergi. “Haah.. Tugas Sosiologi yang selalu membahas dinamika kehidupan sosial manusia, hampir sama melelahkannya dengan tugas biologi.” Ucap Zean dalam hatinya sambil merenggangkan tubuhnya karena pegal. Lalu beberapa menit kemudian bel pulang sekolah berbunyi, memberikan Zean waktu yang paling menyenangkan yaitu pulang sekolah. Karena Ia bisa pulang untuk melepas rasa pusing akan seluruh tugasnya yang menumpuk. “Akhirnya sekolah di minggu ini telah selesai, besok adalah hari Sabtu dan akan kugunakan untuk menyelesaikan tugas ini sedikit demi sedikit. Jika tidak aku pasti akan tambah stres dan cepat botak!” ucapnya dalam hati sambil berjalan dan menggendong tasnya dengan gaya jalan yang tidak bersemangat. Maka ia pun mulai berjalan menjauh sekolah, ia tidak ingin menggunakan bus karena ingin menghemat uang sakunya yang tidak banyak. Tapi ia sudah terbiasa dengan kebiasaannya itu, membuat dirinya menjadi kuat jalan jauh. Namun di tengah-tengah perjalanan pulangnya ia tiba-tiba bertemu dengan seorang misterius yang berpakaian jaket besar yang aneh. Dan terdapat kupluk di jaket tersebut yang hampir menutupi seluruh wajah pria itu. Pria misterius itu pun langsung menghampirinya dan berkata  “Hehe.. Kau benar-benar mirip dengan dia.” Suara dari orang ini terdengar berat dan sangat aneh, membuat Zean menjadi takut dan bingung akan apa yang harus ia lakukan.
Tapi pria ini langsung mencoba meyakinkan Zean, bahwa ia bukan orang jahat. “Hei bocah jangan takut dulu, sebab ada yang sangat penting yang harus kuberikan kepadamu.” Zean yang mendengarnya tentu saja tidak langsung percaya akan perkataannya. Sebab bagaimana bisa seorang remaja langsung percaya dengan seseorang yang tak dikenal yang tiba-tiba berkata seakan sudah akrab. “Eh.. Maaf pak, tapi sepertinya bapak salah orang. Maaf ya, tapi saya harus pulang.” Ucap Zean yang memohon untuk pergi dengan sopan. “Kau tak perlu takut nak, dan jika kau memang ingin pulang aku tak akan menghalangimu. Namun berikan aku hanya 5 menit saja untuk menjelaskannya, bagaimana? boleh tidak?” tanya pria itu. Zean pun merasa tidak ada pilihan lain, ia menyadari bahwa tubuhnya teralu kecil untuk melawan pria besar yang ada di depannya. Ia pun tak mungkin kabur karena ia tidak bisa berlari dengan cepat, jadi yang bisa ia lakukan hanyalah memperbolehkan pria misterius tersebut berbicara. “Hmm.. Baiklah pak, silahkan anda menjelaskan apa yang anda ingin katakan.” Ucap Zean. “Terima kasih banyak, mula-mula akan kuperkenalkan namaku dahulu. Namaku adalah Drane Floare, dan aku harus memberikanmu sesuatu yang sangat penting.” Maka pria itu memasukan tangannya ke dalam saku jaketnya yang sudah kumuh, lalu mengeluarkannya dengan posisi menggenggam. “Ini terimalah..” ucap pria itu sambil menyerahkannya ke tangan Zean. “Eh.. Ini kan kunci? Mengapa anda memberikan saya kunci?” tanya Zean yang bingung. Maka mulailah pria itu menjelaskan dengan singkat tentang keanehan yang terjadi. “Baiklah inilah yang ingin aku jelaskan kepadamu Zean Luefryon, aku datang kemari untuk memberitahumu bahwa sebenarnya kau memiliki kehidupan lain yang telah tertutup selama 16 tahun ini.” Ucap pria itu. Dan Zean pun yang mendengar pastinya langsung kaget dan berkata dengan spontan. “Apa? Kehidupan lain? Bapak ini bicara apa sih? Dan kenapa anda tahu namaku? Aku yakin bahwa kita belum pernah bertemu sama sekali..” ucap Zean yang membantah. “Memang sudah pasti bahwa kau tak mungkin percaya sekarang, tapi berikan saja kunci itu kepada pamanmu. Dan saat kau memberikannya, katakan juga bahwa kunci itu diberikan oleh Drane Floare. Hal itu harus kau lakukan setelah kau sampai di rumahmu nanti, sebab kunci ini akan menuntunmu dengan kenyataan yang sebenarnya dari kehidupanmu yang harus kau ketahui dan akan memberikan jawaban dari kebingunganmu.” Ketika Zean mendengar nya ia terpaku sangat bingung, dan sempat terdiam sebentar dengan menatap muka dari pria misterius itu. Lalu setelah beberapa menit ia menatap pria itu, ia menyahut balik  “Maaf ya pak tapi bapak ini dari mana sih? Mengapa tiba-tiba mengatakan hal yang sangat aneh? Dan apa maksudnya dengan itu semua?” ucap Zean yang benar-benar tidak percaya dengan setiap perkataan Drane Floare. Tiba-tiba pria misterius tersebut membuka jubahnya yang besar dan kumuh sambil  berkata ”Dengarlah Zean, akan sangat lama apabila kujelaskan semuanya kepadamu sekarang. Karena rahasia itu tidak boleh terungkap pada saat ini, dan aku menginginkan agar nanti kau menanyakan kepada  pamanmu tentang suatu benda yang harus dibuka.” Zean yang sudah benar-benar bingung akan setiap perkataan Drane Floare tidak lagi menanyakan kebenarannya, karena ia sudah ingin pulang dengan segera. Sehingga ia pun menyutujui untuk melakukan keinginan pria misterius itu. Lalu tiba-tiba pria itu tertawa sambil berkata “Ghagha.. Tenang saja Zean, jawabannya dapat kau temukan setelah kau sampaikan pesan itu ke pamanmu. Tak perlu dipikirkan terlalu keras.” Lalu Zean berkata “Hmm.. Baiklah kalau begitu, namun semoga saja aku ingat. Karena aku punya kebiasaan buruk, yaitu sering lupa.. Tapi aku masih bingung mengapa kau bisa tahu namaku?” Tanya Zean dengan sangat heran. “Maaf, tapi untuk pertanyaan itu aku tak bisa menjawabnya sekarang jadi tolonglah untuk mengerti, dan sekarang aku harus pergi. Aku pun harus kembali ke dunia yang sama dengan ke duniamu yang sebenarnnya Zean. Hehe.. Aku sangat senang bertemu denganmu wahai bocah Luefryon.” Dan setelah itu pria misterius yang bernama Drane Floare tersebut pergi meninggalkan Zean. Pertemuan aneh itu sama sekai tidak membuat Zean menjadi curiga atau apa. Melainkan ia merasa bahwa hari itu akan turun hujan yang deras.
Dan ternyata benar apa yang ia duga saat itu, bahwa hujan memang turun dengan cukup deras. “Aduh.. Mengapa perasaanku bisa benar begini ya? Padahal itu tidak lebih dari sekedar perasaan isedng saja. Kalu seperti ini aku harus berteduh dulu deh..” ucapnya dalam hati. Maka ia pun langsung berteduh di bawah atap toko yang sedang tutup. Setelah itu ia pun menunggu 30 menit hingga hujan tersebut mulai reda.

Kemudian setelah menunggu selama 30 menit dengan bosan, ia pun kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Sesampainya Zean di rumah dia langsung menaruh tasnya dan cepat ganti baju. Meski sedang dilanda rasa capek karena tadi berdiri menunggu selama 30 menit, ia tetap menemui paman Dock untuk memberitahukan segala keanehan yang tadi ia rasakan. Sebenarnya suatu kebetulan sekali dimana paman Dock dapat libur dari pekerjaannya, karena ia merupakan salah satu karyawan pabrik yang sudah tua jadi ia dapat kompensansi waktu kerja. “Eh Paman.. tadi sewaktu pulang sekolah aku bertemu pria misterius yang bernama Drane Floare, dan ia berkata yang sangat aneh dan…” Belum sampai satu menit Zean berkata-kata tiba-tiba paman Dock langsung memotong perkataan Zean dan menyahut balik dengan terkejut “Tu..tunggu dulu Zean, tadi kau bilang Drane Floare? Tak mungkin ada orang yang bernama Drane Floare, kau jangan berkata yang tak mungkin.” Zean sempat kaget dengan respon pamannya, namun ia mencoba meyakinkan bahwa apa yang tadi ia dengar adalah tidak salah. “Tapi paman aku yakin itu benar, sebab tadi aku mendengar ia bebicara tentang kehidupan dunia lain dan semacam takdir. Lalu ia menyuruhku bertanya kepada paman tentang suatu benda yang harus dibuka, apakah paman tahu apa maksud semuanya itu?” Zean berkata dengan rasa ingin meyakinkan pamannya tentang apa yang ia alami. Dan paman Dock hanya membalas dengan kalimat pasti  “Zean Luefryon, kini kau harus tahu bahwa Drane Floare telah meninggal puluhan tahun lalu, dan banyak hal aneh dari dia yang hingga sampai ini tak ada yang tahu apa yang di kerjakannya. Dan yang mengerikan adalah Drane Floare yang tadi kau temui itu adalah kakakku, yang artinya dia adalah pamanmu juga.“ Setela Zean mendengar pernyataan bahwa Drane Floare yang tadi ia temui adalah pamannya sendiri, ia hanya bisa terkaget. “Apa? Ternyata Drane Floare itu adalah pamanku juga? Se..sepertinya tidak mungkin, karena dari pemanmpilannya saja ia terlihat seperti orang yang berasal dari masa lalu. Bahkan cara ia berkata-kata dalam sikap menunjukkan bahwa ia bukan orang yang berasal dari waktu sekarang. Oh ya aku hampir lupa, tadi ia juga memberikan ku sebuah kunci. Warnanya emas dan terlihat bagus sekali paman.” Ketika Zean mengeluarkan kunci emas tersebut, paman Dock langsung tersentak kaget melihat kunci emas tersebut. “Apa kunci emas !? coba kulihat.” Dengan sangat penasaran paman Dock mengambil kunci itu. Setelah ia amati kunci emas itu dengan seksama, tiba-tiba ia langsung pergi ke gudang yang ada di belakang rumahnya. Pada saat itu anak dari Robbert sedang pergi kerja, sehingga tidak ada di rumah. Maka Zean mengikuti paman Dock dengan cepat. Lalu sambil berjalan menuju gudang paman Dock berkata kepada Zean. “Mungkin memang benar bahwa  hari ini adalah saat yang tepat untuk memberitahukan kepadamu, sebab kejadian ini terjadi dengan tiba-tiba tepat setelah 17 tahun menghilangnya dirinya. Sehingga mungkin inilah momen yang tepat agar kau tahu yang sebenarnya, tapi aku ingin kau untuk menganggap ini sebagai rahasia.” “Ya, aku janji paman. Tentulah paman tahu aku tak akan berbohong.” Kata Zean dengan yakin. Lalu setelah mereka berdua sampai di gudang, Dock langsung melakukan hal yang sangat aneh. Karena Dock menyentuh bagian atas tembok gudang, lalu ke bagian tengahnya, dan bagian bawahnya dengan kedua jari telunjuknya, dan ia mengucapkan mantra yang didengar Zean sangatlah aneh. Namun setelah itu tiba-tiba terbukalah lorong dari tembok tersebut, dan tiba-tiba raut wajah paman Dock berubah. Seakan memperlihakan sifat aslinya yang selama ini ia tutupi, maka mereka berdua pun langsung masuk ke dalam lorong tersebut.

Saat Zean ikut masuk ke dalam lorong itu, suasananya sangat berbeda. Seakan udara terus menekan keras hingga terasa ke dalam otaknya, namun ia berusaha untuk tetap bertahan. Kemudian ia merlihat paman Dock membuka lemari kecil. Zean pun bertanya “Eeh, apakah kunci ini yang dapat membuka lemari tersebut paman?” “Bukan, ini hanyalah lemari kecil biasa yang bisa dibuka dengan kunci apapun. Namun di dalam lemari kecil ini terdapat suatu peti lagi. Waktu itu aku pernah mencoba untuk membuka dengan kunci yang kumiliki, ternyata tidak bisa. Lalu tadi kau menunjukan kunci mu yang berwarna emas, saat itu juga aku yakin bahwa kunci emasmu lah yang dapat membuka peti peninggalan ayahmu ini.” Jelas paman Dock terhadap Zean dengan serius. Maka Zean berkata “Baiklah paman ini kuncinya, bukalah peti itu.” Namun paman Dock berkata “Tidak bisa Zean. Kunci itu bisa membuka sesuatu jika digunakan oleh pemiliknya, dan ini merupakan tugas yang hanya bisa diselesaikan oleh dirimu saja. Jadi aku tak mungkin membukanya.” Maka Zean pun menurut apa yang dikatakan pamannya “Baiklah paman, jika itu yang memang harus dilakukan.”
Maka diambilnyalah peti tersebut, yang sudah di selimuti debu. Dan dimasukannya kunci emas itu kedalam lubang peti. Kemudian ketika kunci itu telah membuka peti itu, tiba-tiba terjadi hal yang luar biasa ajaib. Sinar keluar dari peti tersebut dan ruang yang kotor dan gelap tersebut tiba-tiba berubah menjadi  terang. Zean sangat terkejut dengan hal itu, namun ia lebih terkejut saat ia melihat pamannya tidak sama sekali terkejut. Dan setelah itu munculah seseorang yang misterius lagi. Dan orang misterius tersebut tiba-tiba berkata “DOCK LUEFRYON! Wow sudah sangat lama sekali aku tak bertemu denganmu kawan.” Paman Dockpun sangat terkejut dengan kehadiran teman lamanya yaitu “Veour Lights! Sedang apa kau  didalam peti ini !? Dan perbuatan siapakah ini ?” ucap paman Dock dengan senang. Tapi Zean menjadi sangat bingung. “Tunggu sebentar paman.. Apa yang sebenarnya terjadi sih? Dia ini siapa? Kok  paman tahu dia?” Tanya Zean dengan sangat bingung dan sedikit rasa takut. “Oh.. Jadi inilah anak terpilih itu Dock.. Sungguh memiliki aura dan tatapan mata  yang berbeda.” “Haha.. benar-benar Veour Lights, dapat langsung tahu siapa anak ini.” “Tentu saja ia memiliki semangat kuat yang sama persis dengan ayahnya, Rio Luefryon.” Ucap Veour Lights.
“Baiklah Zean, saatnya aku katakan yang sebenarnya kepadamu namun aku ingin kau jangan sampai takut untuk menghadapi kenyataan ini.” Ucap paman Dock yang akan menjelaskan kebenaran yang tidak diketahui Zean. “Baguslah, aku benar-benar membutuhkan jawaban itu paman.” Semangat Zean yang berkobar-kobar untuk mengetahui kenyataannya. Maka Dock pun mulai menjelaskan “Sebenarnya aku dan kau ini  bukan berasal dari dunia ini.” Lalu Zean yang mendengar penjelasan tersebut, langsung tersentak kaget dengan berteriak “APA!!!?” Dock pun melanjutkan penjelasannya “Sebenarnya aku membawamu saat kau masih bayi, ibumulah yang menitipkannya padaku. Tentang sepupumu itu, itu adalah anak yang aku adopsi  di dunia ini. Mereka bukan bagian dari dunia kita.” “I..itu Tidak mungkin, sebab aku tidak pernah merasa berbeda dengan teman-temanku di sekolah. Aku hanyalah anak biasa.” Tolak Zean. “Dan Zean, ayahmulah yang mengunci tentang fakta dirimu sebenarnya. Sebab ia tahu bahwa keberadaanmu akan membahayakan nyawamu sendiri. Karena ketika kau lahir, di dunia kita sedang terjadi perang yang sangat besar. Sehingga ayahmu meminta tolong diriku untuk menjagamu, dan Veour Lights lah yang mengantarkanku. Apakah kau dapat menerima semua fatanya Zean ?” Lalu Zean terdiam sebentar untuk mencoba mengerti apa yang baru saja pamannya jelaskan. Setelah beberapa menit ia terdiam ia kembali berkata “Kalau begitu ada  yang ingin kutanyakan, apakah benar orangtuaku sudah meninggal?”  Jawab paman Dock “Tentu saja belum, itu semua direkayasa agar kau tak tahu apa-apa. Dan kami semua berharap agar kenyataan ini akan diberitahu kepadamu ketika kau seudah lebih dewasa, tapi ternyata semuanya menjadi terburu-buru seperti ini. Satu-satunya penyebab hal ini terjadi adalah kehadiran Drane yang membuat semuanya berubah.” Veour yang mendengar kata-kata Drane Floare langsung kaget “Apa Drane datang ke dunia ini..?! Tidak mungkin ia dapat ke dunia ini selain dengan cara membuka pintu waktu. Ia tidak mungkin memiliki kunci emas itu.” “Itulah yang kukhawatirkan juga Veour). Apakah ia mencuri atau mempunyai cara lain akupun tak tahu.” Tapi ditengah-tengah pembicaraan Dock dan Veour, tiba-tiba Zean berkata “Hm… Maaf tapi aku ingin bertanya jadi apa yang harus kulakukan sebagai anak terpilih?” Tanya Zean dengan polos
“Oh ya kita jadi terlupa dengan Zean, Baiklah kita tidak akan membuang waktu lebih lama lagi . Kita akan langsung pergi ke dunia tanah kelahiranmu yang sebenarnya. Aku akan membukakan gerbang pintu waktu, dan dengan kunci emas tersebut kau akan membukanya.” Jelas Veour. “ Baiklah.” Kata Zean. “Oh ya,  nama pamanmu yang sebenarya bukanlah Dock Stunne tapi Dock Luefryon, jangan sampai lupa ya.” Ucap Veour. Tapi Zean tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan Veour dan paman Dock. Sebab ia sudah sangat bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Maka Veour mengambil gelang yang ada di tangan kanannya dan melemparnya ke udara sambil mengucapkan mantera yang tidak jelas. Setelah itu lubang waktu yang terkunci dengan kuat pun muncul di hadapan ketiga orang tersebut. Lalu Veour berkata “Sekaranglah saatnya Zean, cepat gunakan kunci emas milikmu.” “Ba..Baik, ini dia kuncinya.” Ucap Zean yang memasukan kunci itu ke lubang pintu tersebut. Lalu terbukalah pintu waktu tersebut, dan mereka semua masuk ke dalamnya.